Assalamu'alaikum...Selamat Datang di Blog pribadi saya...Take your Coment Bro.........Energi disipasi dapat berarti energi yang hilang dari suatu sistem. Hilang dalam arti berubah menjadi energi lain yang tidak menjadi tujuan suatu sistem. Timbulnya energi disipasi secara alamiah nggak dapat dihindari 100%. Contohnya 1) Energi panas yang timbul akibat gesekan. Dalam hal ini timbulnya gesekan dianggap merugikan. Rumusnya ya W = f.s di mana f adalah gaya gesekan dan s adalah perpindahan benda. 2) Energi listrik yang terbuang akibat adanya hambatan pada kawat penghantar. Rumusnya ya W = I^2 R.t (I kuadrat kali R kali t) di mana I adalah kuat arus listrik, R hambatan listrik dan t adalah waktu. 3) Energi panas pada trafo. trafo itu dikehendaki untuk mengubah tegangan. Namun pada kenyataan timbul panas pada trafo. Panas ini dapat dianggap energi disipasi. dan masih banyak lagi. Daya berarti energi tiap satuan waktu....

14/08/12

Bedah buku “Chairul Tanjung si anak singkong” Bab 1-10


Bab 1 : Kain halus ibu sebagai biaya kuliah
Lahir dari golongan biasa-biasa saja, seorang bapak pengusaha yang bersebrangan idealisme dengan pemerintah di jaman orde baru yang akhirnya membuat bapak dari CT ini “dimiskinkan”.
Di bab ini CT akan segera merasakan bangku kuliah, hampir sama halnya dengan kebanyakan orang tua sekarang, yang  rela menjual apapun demi kelangsungan pendidikan anak-anaknya.


Bisa dibilang keluarga seorang CT ini tidaklah begitu miskin (silahkan anda bandingkan dengan bapak Dahlan Iskan), buktinya beliau masih dapat merasakan hangatnya bangku SMA Budi Utomo yang pada saat itu merupakan salah satu SMA unggulan di Jakarta. Diceritakan ibu dari CT ini demi kelangsungan pendidikan anaknya, rela “menggadaikan” kain halus yang pada saat itu merupakan harta berharga bagi ibu beliau. Uang sebesar 75.000 rupiah yang dijaman itu sudah dapat digunakan untuk biaya masuk di Universitas Indonesia(UI). Beliau CT masuk sebagai mahasiswa di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG UI) yang pada saat itu bukan jurusan unggulan jika di bandingkan dengan jurusan kedokteran ataupun jurusan ekonomi. (Coba bandingkan dengan saat ini, bagaimana sesorang yang akan masuk FKG membyar ratusan juta rupiah agar dapat masuk di jurusan ini). Jika dilihat saat itu berarti beliau CT sudah masuk di jajaran fakultas bonafit, karena saingan fakultas beliau adalah fakultas yang alumninya adalah yang akan jadi menteri di Indonesia. Pesan yang yang menarik di bab ini terdapat di halaman 5, yakni “Agar bisa keluar dari kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus di tempuh dengan segala daya dan upaya”.

Bab 2 : lima belas ribu pertama dalam hidup saya

Di bab ini, sudah kelihatan pandainya seorang Chairul Tanjung melihat prospek bisnis. Segala yang beliau lihat adalah uang, mulai dari jasa fotocopy hingga penyedia alat-alat praktikum di FKG tempat beliau kuliah. Kuncinya “Jaringan dan Kepercayaan”. Sudah barang pasti untuk memperoleh keuntungan kita perlu membangun jaringan, yakni perbanyak teman, perbanyak koneksi lalu bangunlah kepercayaan mereka, berlaku lah dengan jujur sehingga kita dipercaya. Saya ingat salah satu kata-kata yang saya lupa sumbernya darimana “Banyak teman banyak rejeki J

Bab 3 : juragan fotokopi dikampus

Masih berhubungan dengan bab 2 diatas, dimana beliau menjadi juragan photocopy. Akan tetapi bukan karena beliau mempunyai mesin nya, tetapi beliau meminjam mesin kepada temannya. Disinilah beliau mulai mempunya banyak teman dari mahasiswa hingga dekan FKG

Bab 4 : Berjualan alat kedokteran dikampus

Menjadi mahasiswa kedokteran apalagi kedoktera gigi merupakan salah satu jurusan yang mahal. Hal ini dikarenakan biaya bahan praktikum yang mahal. Beliau CT memanfaatkan peluan ini untuk menjadi penyedia alat-alat praktikum. Modalnya dari mana?? Modalnya dari seorang Jendral yang menjadikan diri sebagai jaminan. Bagaimana CT bisa kenal?? Silahkan baca sendiri bukunya biar penasaran.

Bab 5 : Karena sang Jendral, akhirnya dua teman lulus kewiraan

Kewiraan adalah salah satu bentuk matakuliah, bentuknya seperti PPKN yang merupakan Matakuliah Dasar Umum. Disini CT membantu kedua temannya dengan modal lobi dan baca.
“beberapa buku sengaja saya baca hingga habis agar memiliki banyak referensi sebagai bahan berbincang dengan sang jendral seputar senjata dan perang. Saya hanya mahasiswa, dan lawan bicara nanti adalah seorang jendral berpengalaman”.


Bab 6 : Mahasiswa Teladan, Aktivis sekaligus pebisnis

Rasanya beliau CT hampir mencapai kesempurnaan sebagai seorang manusia disini. Bagaimana tidak, sebagai seorang mahasiswa sudah banyak yang digelutinya. Di bab ini beliau bercerita tentang ke ikut sertaannya diberbagai macam kegiatan dan aktivitas didalam dan diluar kampus yang padat, sekaligus menjalankan usaha dan bisnisnya sekaligus merasakan  jatuh bangunnya usaha atau bisnis yang didirikannya.

Bab 7 : Pengenalan Talasemia kepada masyarakat

Di bab ini beliau bercerita tentang penyakit talasamia yang diderita oleh anak seorang dosen beliau. Apakah talesemia itu? Telasemia tidak bisa dikatakan sebuah penyakit, tetapi kelainan karena faktor genetik. Setiap manusia seperti mahluk hidup lainnya membawa serangkaian rantai gen pembawa sifat, dan pada kasus talasemia salah satu diantara rantai genetik tersebut cacat. Produksi sel darah merah oleh tulang sumsum tidak normal, kecil, dan mudah hancur. Seharusnya bulat dan kuat. Kondisi ini mengakibatkan kulit penderita menjadi sangat pucat . untuk penjelasan lengkapnya silahkan ke http://id.wikipedia.org/wiki/Talasemia . Di bab ini juga dijelaskan awal mula didirikannya Yayasan Thalasemia di tahun 1987. Ada yang menarik di bab ini, seorang Chairul Tanjung yang merupakan lulusan sarjana Kedokteran Gigi Universitas Indonesia yang ingin berbagi ilmu namun tidak dapat direalisasikannya. Kenapa ? ini jawaban dosen beliau “Kamu itu punya selera bisnis yang bagus, lain daripada yang lain, bakat juaga ada, latihan sejak awal kuliah pun sudah kamu lakukan, apa lagi? Sudah, lupakan jadi dosen, biar yang lain yang mengurusi masalah pendidikan. Bicara pengabdian, banyak cara untuk mewujudkan hal itu.”

Bab 8 : Kegagalan Pertama saat saha di luar kampus

CT membangun usaha pertamanya yang di beri nama CV Abadi Medical & Dental Supply. Bukan karena usaha beliau tidak laku, tetapi terlebih karena boros, besar pasak daripada tiang. Akhirnya usaha beliau tutup karena merugi.

Bab 9 : Peran pendidikan bermula dari keluarga

Di bab ini CT menceritakan tentang dunia pendidikan yang beliau rasakan, mulai dari SD hingga SMP. Dimana disinilah karakter beliau sebenarnya dibentuk, juga tentang bapak beliau yang idealis. Di bab ini juga ada kalimat beliau yang saya suka “ Menghadapi kegagalan pertama bangkrutnya usaha formal diluar kampus, apakah kemudia saya tunduk, takut, kalut, takluk? Ah, sama sekali tidak. Layar sudah kadung terbentang, pantang pulang jika tiada ombak menghantam menghancurkan seluruh lambung lantas menenggelamkan. Saya masih memiliki kegigihan, kedisplinan, dan tanggung jawab untuk meneruskan usaha yang gagal tersebut “

Bab 10 : Menunggu bapak pulang demi zakat fitrah

“Suatu hari malam takbiran saat saya masih kelas dua SMP. Waswas menuggu bapak yang belum juga pulang. Saya sendirian menunggu beliau di ujung gang seraya berdoa semoga beliau kali ini membawa uang untuk membayar zakat fitrah kami sekeluarga”.
Terharu … :(
Demikian bedah buku dari saya, semoga dapat mewakili sedikit dari isi buku tersebut. Selengkapnya beli sendiri yah bukunya J

Milling Speed and Feed CALCULATOR