Teringat masa-masa kuliah dulu dan membandingkan dengan saat ini(melihat mahasiswa yang saya ajar), sebenarnya tidak jauh berbeda dengan saat saya sedang kuliah. Masuk kampus dan berakhir ketika semua mata kuliah berakhir, bahkan sering menghabiskan waktu dilaboratorium(ini terjadi saat pengerjaan skripsi/tugas akhir).Perbedaan yang sangat besar terjadi ketika menghadapi ujian baik itu mid semester ataupun final semester. Jika mahasiswa disini terlihat santai maka pada saat saya menjadi mahasiswa di Jogja semua itu berbanding 360 derajat. Semua jalanan sepi, yang penuh cuma di tempat fotocopy-an. Ngapain disana?? ngapain lagi kalau bukan fotocopy catatan teman yang rajin mencatat.
Begitulah salah satu perbedaan mahasiswa jogja dengan kendari(demonstrasinya belum termasuk loh..).Ada sebuah cerita ketika saya akan melaksanakan mid semester disalah satu perguruan tinggi, pada saat itu saya memberikan mid dengan sifat ujian "buku tertutup", saya yakin dalam hati tidak ada satupun yang mengerjakan dengan nilai baik, maka setelah 20 menit berlangsungnya ujian saya tiba-tiba memberi titah bahwa sifat ujian berubah menjadi "buku terbuka", spontan wajah mereka berubah dari pusing menjadi agak sedikit tersenyum, tersenyumnya karena apa?? not every person have the book, and they are writing but just a little bit,..ouugghhh..what the hell...hasilnya hanya satu orang yang mendapat nilai hampir 100...may be just him have the book..it's a habit,.tidak boleh dibiarkan. jujur saja saya juga waktu kuliah malas nyantet, eh maksud saya malas nyatat, tapi ketika akan ujian maka saya mencari teman yang rajin mencatat untuk mem-fotocopy catatannya. Ada satu lagi, cuma ditempat saya ngajar ini dimana mahasiswa memprotes dan berdemo untuk sebuah matakuliah yang diberikan karena tidak sesuai dengan keinginan mereka, kata salah seorang yang menjadi penggerak PKK untuk berdemo adalah karena matakuliahnya itu sulit. Mata kuliah itu adalah bahasa inggris, where all the student must make a paper research and every week they are must meeting, just it. Luar biasa mahasiswa ini, padahal setahu saya di sulawesi ini cuma kampus kami yang tiap semester ada matakuliah bahasa inggris. apalagi yang mereka harapkan?? tidak bersyukur ni bocah-bocah tengik.