Sebuah refleksi diri ketika bulan Ramadhan yang sangat indah ini akan berakhir, akankah kita masih bisa bertemu dengan bulan ini di tahun depan?? semoga ya Allah. Sesungguhnya tidak ada daya dan upaya melainkan semua karena pertolonganmu ya Allah.
Ajari kaki menginjak debu, biar menaruh rasa kepada yang tidak beralas. Biarkan angin membelai tubuh, supaya mata melirik melihat mereka yang tidak berpakaian. Sesekali kosongkan perut, biar terasa rintihan kelaparan. Tidak akan pernah kita iba melihat kemiskinan bila sedetik pun tidak meninggalkan istana. Tidak akan pernah kita menaruh belas kasihan bila kita tidak pernah merasa susah. Kita tidak akan pernah mau sujud tersungkur bila kita tidak pernah merasa dibawah.
Haruskah tangan Tuhan bermain? Haruskah menjadi miskin dulu baru bisa merasakan tangis kesusahan? Haruskah bibir kita dikunci dulu biar tidak tenggelam dalam tawa berkepanjangan? Haruskah kita menjadi terhina dulu, untuk bisa mengulurkan tangan…?
“Wahai Tuhanku… Ajarkan saya bisa mensyukuri segala nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada ibu bapakku. Bimbinglah saya untuk berbuat kebaikan yang Engkau ridhai. Seratakan saya dalam golongan hamba-Mu yang selalu berbuat baik,” (An-Naml:19)
"ketika mereka melupakan apa-apa yang Kami peringatkan kepada mereka, justru kami bukakan pintu segala kesempatan buat mereka. Maka kemudian ketika mereka merasa senang, merasa gembira dengan keberhasilan, tiba-tiba kami menyiksa mereka dengan sekonyong-konyong, jadilah mereka terdiam berputus asa" (Al-An'Am:44)
semoga apa yang menjadi keinginan kita dapat di ijabah oleh Allah yang maha penerima segala permintaan, aminn..
Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2205132-refleksi-akhir-ramadhan/#ixzz1W6cQfWrK
