"wahai ahli qira'ah, berlombalah dalam kebaikan, dan carilah karunia dan rezki Allah, janganlah kalian menjadi beban hidup orang lain"-umar bin khatab-
Sebuah ungkapan yang sangat menyentuh. Kita masih sering jadi beban hidup orang lain, memang kita masih membutuhkan orang lain dalam kehidupan, tapi bukan berarti kita harus menggantungkan diri kepada orang lain. Satu contoh, ketika kita akan pergi kesuatu tempat, mungkin kita sering meminta orang lain untuk mengantarkan kita, padahal kita bisa pergi sendiri tanpa meminta orang tersebut mengantarkan kita. Mungkin dalam hal ini ada perbedaan konteks ketika kita meminta bantuan kepada orang lain. Misalnya, ada sesuatu hal yang kita tidak bisa mengerjakannya sendiri, mungkin pada situasi ini kita bisa meminta bantuan orang lain tapi jika kita masih bisa mengerjakan sendiri kenapa kita harus membebankan orang lain?? Dan ada satu pertanyaan, apakah orang lain itu bisa disebut orang tua kita? Tidak!! Orang tua kita bukan orang lain!! Tapi apakah kita akan menjadi bergantung terus kepada orang tua tanpa mencari kebaikan sendiri. Orang tua kita tidak selamanya ada. Mereka akan pergi meninggalkan kita, atau mungkin kita akan meninggalkan mereka lebih dulu. Marilah kita berdoa semoga Allah memanjangkan umur orang tua kita dan umur kita dan memenuhi dengan keberkahan didalamnya. Amin. Janganlah kita menjadi beban orang lain, “lebih baik tangan diatas daripada tangan dibawah” yang setahu saya maksudnya lebih baik kita memberi daripada menerima.
Saya ada pandangan lain dalam hal memberi ini, kita mungkin sering memberi pengemis dijalanan, tapi hal itu membuat mereka kebiasaan, karena mereka menganggap mata pencahariaanya adalah mengemis. Jangan memberi uang pengemis dijalanan. Sebaiknya uang itu kita sumbangkan ke lembaga-lembaga penyalur zakat, kita percayakan mereka. Adapun jika mereka tidak memberikan zakat itu kepada orang yang tepat, maka merekalah yang menanggung akibatnya kelak. Ini untuk kebaikan kita bersama. Semoga kita tidak akan pernah menjadi beban hidup orang lain maupun orang tua kita.